Suatu ketika Rasulullah dakwah secara sembunyi-sembunyi, Rasulullah saw. mengajak orang-orang untuk memeluk Islam yaitu dari kalangan orang terdekat, seperti keluarga, para sahabat, dan orang-orang dekat lainnya.
Mereka yang memeluk Islam pada awal masa penyebarannya itulah kemudian disebut sebagai as-Sabiqunal Awwalun (para pendahulu yang masuk Islam).
Berikut ruangkarier.com sebutkan daftar nama-nama as-Sabiqunal Awwalun yang terbagi dalam tiga angkatan, sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Ali Muhammad as-Shallabi dalam kitabnya, as-Sîratun Nabawiyyah ‘Ardhu Waqâ’i’ wa Tahlîl al-Ahdâts.
Daftar nama-nama as-Sabiqunal Awwalun
Orang-orang yang masuk angkatan pertama masuk Islam adalah Sayyidah Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritas, putri-putri Rasulullah, dan Abu Bakar as-Shiddiq radhiyallâhu ‘anhum.
Sayyidah Khadijah ra
Setelah Rasulullah menerima wahyu pertama di Gua Hira, Khadijah menjadi orang pertama yang memeluk Islam. Dalam masa-masa awal yang penuh tantangan, Khadijah selalu ada di sisi Rasulullah, memberikan dukungan moral dan materi.
Ia adalah pendorong utama bagi beliau dalam menghadapi penolakan dan tekanan dari masyarakat Quraisy. Khadijah berkorban untuk melindungi Rasulullah dan komunitas Muslim yang baru lahir.
Sayyidah Khadijah ra adalah salah satu tokoh yang sangat dihormati dalam sejarah Islam. Beliau bukan hanya istri pertama Nabi Muhammad SAW, tetapi juga salah satu dari as-Sabiqunal Awwalun, yaitu kelompok pertama yang memeluk Islam.
Sayyidah Khadijah ra adalah seorang wanita mulia, dikenal karena kebijaksanaannya, kedermawanannya, dan dedikasinya yang luar biasa kepada agama.
Sayyidah Khadijah ra juga merupakan orang yang pertama kali mendengarkan wahyu yang diucapkan dari lisan Rasulullah saw dan pertama kali membaca Al-Qur’an setelah diajarkankan langsung dari Rasulullah.
Sayyidah Khadijah ra juga merupakan orang yang pertama kali belajar shalat, Tempat tinggalnya menjadi rumah pertama yang dituruni wahyu melalui perantara Jibril setelah wahyu pertama di Gua Hira.
Dalam beberapa riwayat dijelaskan tentang bagaimana Nabi mengajari Khadijah tata cara berwudhu dan shalat.
Dikisahkan, ketika shalat sudah diwajibkan kepada Rasulullah saw, Jibril ra mendatanginya untuk mengajari tata cara berwudhu dan shalat. Jibril memukulkan tumitnya ke tanah (sisi lembah di dataran tinggi kota Makkah).
Setelah tanah mengeluarkan air, Jibril berwudhu dan melakukan shalat. Rasulullah saw pun mengikuti tata acara wudhu dan shalat yang diajarkan Jibril.
Ali bin Abi Thalib ra
Setelah Khadijah, orang yang masuk Islam berikutnya adalah Ali bin Abi Thalib. Ali tercatat sebagai orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan anak-anak.
Ia dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam, dan dikenal sebagai salah satu dari as-Sabiqunal Awwalun, yaitu kelompok orang yang pertama kali menerima Islam.
Ali merupakan sepupu Nabi Muhammad saw, dan juga menantu beliau setelah menikah dengan putri Nabi, Fatimah Az-Zahra ra.
Keimanan Ali kepada Islam datang pada usia muda, dan beliau termasuk orang pertama yang mengikuti ajaran Nabi setelah Khadijah ra.
Keberanian dan kebijaksanaan Ali sangatlah terkenal. Sejak kecil, ia selalu mendukung perjuangan Nabi saw dalam menyebarkan Islam, bahkan saat banyak orang menentangnya.
Salah satu momen heroik dalam hidup Ali adalah ketika ia rela tidur di tempat tidur Nabi Muhammad saw untuk mengelabui kaum Quraisy yang berencana membunuh Nabi pada malam hijrah ke Madinah.
Ali dikenal sebagai sosok yang cerdas dan berani di medan pertempuran. Ia berperan penting dalam beberapa pertempuran besar, seperti Perang Badar, Uhud, dan Khandaq. Keberaniannya membuatnya mendapatkan julukan Asadullah, atau Singa Allah.
Warisan Ali bin Abi Thalib ra sebagai salah satu as-Sabiqunal Awwalun dan pemimpin yang bijaksana menjadikannya sosok yang sangat dihormati dalam sejarah Islam, dan ilmunya tetap menjadi sumber inspirasi bagi umat Islam hingga saat ini.
Zaid bin Haritsah ra
Nama lengkapnya adalah Zaid bin Haritas al-Kalbi. Ia merupakan kekasih Nabi saw, budaknya, sekaligus anak angkatnya.
Zaid adalah sosok yang sangat dekat dengan Rasulullah, bahkan dianggap seperti anak sendiri. Lahir di suku Bani Kalb, Zaid pernah diculik dan dijual sebagai budak hingga akhirnya dimiliki oleh Khadijah binti Khuwailid ra, istri Rasulullah. Khadijah kemudian memberikan Zaid kepada Nabi Muhammad sebagai hadiah.
Rasulullah sangat menyayangi Zaid, dan Zaid pun membalasnya dengan kesetiaan yang luar biasa. Suatu ketika, keluarga Zaid menemukan keberadaannya di Makkah dan ingin menebusnya agar dapat pulang ke keluarga asalnya. Namun, Zaid menolak tawaran tersebut karena lebih memilih tetap bersama Rasulullah,
Ternyata Zaid lebih memilih tinggal bersama Rasulullah saw. “Saya tidak akan memilih satu orang pun dari kalian, Rasulullah bagiku sudah seperti ayah dan paman bagiku”, tegas Zaid.
Atas dasar cinta dan kepercayaan itu, Rasulullah pun memerdekakan Zaid dan mengangkatnya sebagai anak angkat.
Keislaman Zaid bin Haritsah ra adalah contoh pengabdian dan cinta tanpa syarat kepada Allah dan Rasul-Nya. Ia turut serta dalam banyak pertempuran penting, termasuk Perang Mu’tah, di mana ia syahid sebagai panglima yang memimpin pasukan Muslim. Kisahnya menjadi teladan tentang loyalitas, pengorbanan, dan kecintaan kepada agama.
Putri-Putri Rasulullah saw
Sebagai orang yang setiap hari melihat kepribadian ayahnya yang begitu mengagumkan, putri-putri Rasulullah saw segera mengikuti agama yang dibawa oleh ayah mereka.
Mereka adalah Zainab, Ummu Kultsum, Fathimah, dan Ruqayyah radhiyallahu ‘anhunna. Selain itu mereka juga terpengaruh dengan ibu-ibu mereka. Dengan demikian, rumah Rasulullah saw adalah rumah pertama yang dihuni oleh keluarga beriman dan tunduk pada syari’at Allah swt.
Maka, rumah itu memiliki beberapa keistimewaan, yaitu:
- Menjadi tempat pertama yang di dalamnya dibacakan wahyu setelah Gua Hira.
- Rumah pertama yang dihuni oleh perempuan-perempuan sudah termasuk golongan pendahulu masuk Islam (as-Sabiqunal Awwalun).
- Rumah pertama yang di dalamnya didirikan shalat.
- Rumah pertama yang di dalamnya dihuni oleh tiga orang pendahulu masuk Islam, yaitu Khadijah, Ali, dan Zaid bin Haritsah radhiyallâhu ‘anhum.
- Rumah yang memberikan kontribusi besar dalam dakwah Rasulullah saw dengan orang-orang yang gigih memperjuangkan agama Islam.
Abu Bakar ra
Abu Bakar as-Shiddiq tercatat sebagai orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan laki-laki merdeka dan terpandang. Rasulullah saw pernah bersabda tentang dirinya:
مَا دَعَوْتُ أَحَدًا إلَى الْإِسْلَامِ إلَّا كَانَتْ فِيهِ عِنْدَهُ كَبْوَةٌ ، وَنَظَرٌ وَتَرَدُّدٌ، إلَّا مَا كَانَ مِنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي قُحَافَةَ، مَا عَكَمَ عَنْهُ حِينَ ذَكَرْتُهُ لَهُ، وَمَا تَرَدَّدَ فِيهِ
Artinya: “Aku tidak mengajak seorang pun masuk Islam melainkan ia tidak langsung memberikan jawaban, kecuali Abu Bakar bin Abu Quhafah. Ia tidak lamban memberikan jawaban dan tidak ragu-ragu ketika aku mangajak masuk Islam.”
Angkatan Kedua
Orang-orang yang masuk Islam pertama atau as-Sabiqunal Awwalun dalam angkatan kedua ini adalah Abu Ubaidillah bin Al-Jarrah, Abu Salamah bin Abdul Asad, Arqam bin Abul Arqam, Utsman bin Madz’un, Ubaidah bin Al-Harits, Said bin Zaid, Quddamah bin Madz’un, Abdullah bin Madz’un, Fathimah binti al-Khattab (saudara perempuan Umar bin al-Khattab), Asma binti Abu Bakar, dan Khabbab bin al-Arat radhiyallâhu ‘anhum.
Angkatan Ketiga
Pada periode angkatan ini, jumlahnya lebih banyak dari angkatan-angkatan sebelumnya. Menurut Ibnu Ishaq, jumlah mereka lebih dari 40 orang.
Di antara mereka adalah Umair bin Abu Waqqash, Abdullah bin Mas’ud, Mas’ud bin Al-Qari, Sulaith bin ‘Amru, Hathib bin Amru, Ayyasy bin Abu Rabi’ah, Asma binti Salamah, Khunais bin Hudzafah, Amir bin Rabi’ah, Abdullah bin al-Jahsy, radhiyallâhu ‘anhum, dan masih banyak lagi.
Demikian pembahasan seputar as-Sabiqunal Awwalun (para pendahulu yang masuk Islam), semoga bermanfaat.
Leave a Reply